CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Masalah : Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika
mengenai materi “Statistika”.
Materi : “Statistika” Kelas X.
Treatment : Dengan menggunaan Metode Kooperatif Tutorial Teman Sebaya
Berbasis Kontekstual agar hasil belajar siswa mengenai Statistika
dapat meningkat.
Judul : Penggunaan Metode Kooperatif Tutorial Teman Sebaya Berbasis
Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Statistika Kelas X.
BAB 1
LATAR BELAKANG
Perkembangan dan perubahan secara terus menerus menuntut perlunya perbaikan system pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan jaman tersebut. Atas dasar tuntutan mewujudkan masyarakat seperti itu di perlukan upaya peningkatan mutu pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, prilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapain kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. Dengan demikian, peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam matematika. Prestasi matematika peserta didik baik secara nasional maupun internasional belum menggembirakan. Rendahnya prestasi matematika peserta didik disebabkan oleh faktor peserta didik yaitu mengalami masalah secara komprehensif atau secara parsial dalam matematika. Selain itu, belajar matematika peserta didik belum bermakna, sehingga pengertian peserta didik tentang konsep sangat lemah. Penguasaan materi siswa dengan pembelajaran metode Tutor teman sebaya lebih baik daripada pembelajaran yang menggunakan metode biasa.
Agar proses pembelajaran Statistika menjadi bermakna, kontekstual dan tidak membosankan diperlukan model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, dapat melibatkan peserta didik secara aktif, dan peserta didik dapat menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk mengkonstruk pengetahuan yang baru, dan dapat menuntun peserta didik dalam mengkonstruk pengetahuannya, sehingga dapat menarik minat peserta didik dan menyenangkan.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya suatu pembelajaran dengan pendekatan atau metode tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dan hasil belajar peserta didik. Pada penelitian ini akan diterapkan metode kooperatif Pembelajaran Kooperatif Teman Sebaya berbasis Kontekstual. Pembelajaran ini pada prinsipnya adalah mengembangkan perangkat yang pembelajarannya dirancang dengan metode kooperatif Pembelajaran Kooperatif Teman Sebaya dan perangkat pembelajarannya memenuhi indikator-indikator dengan pendekatan Kontekstual. Salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah metode pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada peserta didik dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif, peserta didik lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Berangkat dari paparan di atas, maka dipandang perlu dilakukan uji coba pembelajaran
dengan melakukan penelitian tindakan kelas tentang “ Penggunaan Metode
Kooperatif Tutorial Teman Sebaya Berbasis Kontekstual Untuk Meningkatkan
Kemampuan Statistika Kelas X”.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mengajar dan Pembelajaran
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia
dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang
lain.
Kegiatan mengajar adalah suatu kegiatan menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan untuk terjadinya proses belajar. Dengan demikian siswa merasa aman dan nyaman di dalam kelas ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator kelas, sehingga subjek belajar yaitu siswa akan lebih banyak berperan serta dalam proses pembelajaran. Pada prinsipnya peran guru sebagai fasilitator dan dinamisator kelas adalah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan belajar memberikan arah pada proses pembelajaran dan menjadi pedoman bagi seluruh kegiatan belajar. Berdasarkan hal ini, maka guru harus menetapkan terlebih dahulu tujuan belajar yang ingin dicapai, sebelum mulai mengajar. Tercapai tidaknya tujuan belajar dapat diketahui guru setelah melakukan kegiatan evaluasi hasil belajar.
Pada dasarnya setiap siswa memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi secara akademik di lingkungan sekolahnya. Namun tentu saja hal ini tidak mungkin dicapai oleh semua siswa , karena prestasi akademik yang baik, dicapai dengan melibatkan berbagai faktor dalam misalnya kecerdasan siswa, dan kelengkapan belajar, sedangkan faktor luar misalnya guru, sarana dan prasarana di sekolah, dan hubungan dengan siswa.
B. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan
jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling memotivasi
antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan
pembelajaran yang maksimal. Dalam pembelajaran seringkali kelas didomonasi oleh kelompok atas, sedangkan kelompok menengah apalagi kelompok tidak begitu nampak perannya dalam pembelajaran. Guru yang baik akan berusaha untuk melibatkan ketiga kelompok ini untuk ikut serta dalam proses pembelajaran. Berbagai cara dapat ditempuh baik melalui pengajuan pertanyaan secara langsung, menyusun stategi pembelajaran yang melibatkan seluruh kelompok siswa dalam kelas. Cara yang terakhir ini seringkali lebih efektif karena melibatkan seluruh anggota kelompok dalam kegiatan pembelajaran.
Gambaran umum dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa secara kooperatif bekerja dalam kelompok untuk menguasai materi.
2. Kelompok tersusun atas siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3. Sistem penghargaan berorientasi pada kelompok, bukan perorangan.
4. Bilamana mungkin memperhatikan ras, budaya, dan jenis kelamin siswa.
langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang terdiri atas 6 langkah, yaitu:
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
2) Menyajikan informasi
3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5) Evaluasi
6) Memberikan penghargaan
C. Tutorial Teman Sebaya
Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada teman-temannya yang belum paham. Metode ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain.
Tutor teman sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil. Tutor teman sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama.
Dalam penggunaan metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti halnya tutor sebaya. Uraian di atas adalah beberapa kelebihan dari metode Tutor teman sebaya sementara kekurangan metode ini antara lain :
1. Tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya.
2. Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya.
Langkah-langkah model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil ini adalah sebagai berikut:
1. Pilihlah materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa
secara mandiri. Materi pelajaran di bagi menjadi sub-sub materi (segmen
materi).
2. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak
sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam
setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu bab materi. Setiap
kelompok di pandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4. Beri mereka waktu yang cukup, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas
yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6. Setelah kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan
urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman
siswa yang perlu diluruskan.
D. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual
Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan peserta didik dari TK sampai dengan SMU/SMK untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan.Pembelajaran kontekstual terjadi apabila peserta didik menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, peserta didik, dan tenaga kerja. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.
Enam unsur kunci pembelajaran kontekstual, yaitu :
1. Pembelajaran bermakna : pemahaman, relevansi, dan penghargaan pribadi
peserta didik bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari.
Pembelajaran dipersepsi sebagai relevan dengan hidup mereka.
2. Penerapan pengetahuan : kemampuan untuk melihat bagaimana apa yang
dipelajari diterapkan dalam tatanan-tatanan lain dan fungsi-fungsi pada masa
sekarang dan akan dating.
3. Berfikir tingkat lebih tinggi : peserta didik dilatih untuk berfikir kritis dan
kreatif dalam mengumpulkan data, memahami persoalan, atau memecahkan
suatu masalah.
4. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar : konten pengajaran
berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal, negara bagian,
nasional, asosiasi, dan / atau industry.
5. Responsif terhadap budaya : pendidik harus memahami dan menghormati nilai-
nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan peserta didik, sesama
rekan pendidik dan masyarakat tempat mereka mendidik.
6. Penilaian autentik : penggunaan berbagai macam strategi penilaian yang secara
valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya yang diharapkan dari peserta
didik.
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi peserta didik dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dala pembelajaran seumur hidup. Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari peserta didik dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau cara peserta didik belajar. Konteks memberikan arti, relevansi, dan manfaat penuh terhadap belajar.
Materi pelajaran akan tambah berarti jika peserta didik mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Peserta didik akan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Dan selanjutnya peserta didik memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan kemampuannya itu dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik secara mandiri maupun dengan berbagai kombinasi dan struktur kelompok.
Jadi jelaslah bahwa pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan ruang kelas yang di dalamnya peserta didik akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat yang pasif, dan bertanggung jawab terhadap belajarnya. Penerapan pembelajaran kontekstual akan sangat membantu guru untuk menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi peserta didik untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan pekerja .
E. Penguasaan dan Ketuntasan Belajar Statistika
Untuk mengetahui hasil belajar siswa harus dilakukan penilaian. Penilaian tidak hanya untuk mengukur kemampuan kecerdasan siswa atau ketrampilan saja, akan tetapi mempunyai fungsi sebagai bimbingan, seleksi peserta didik, efisiensi, dan sebagainya.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ukuran ketuntasan hasil belajar siswa dinyatakan dengan KKM untuk setiap mata pelajaran berbeda – beda sesuai dengan tingkat kemampuan siswa terhadap pelajaran. Untuk pelajaran matematika khususnya materi statistika di suatu sekolah negeri Palembang tahun pelajaran 2013/2014 KKMnya adalah 75. Artinya seorang siswa akan dinyatakan tuntas belajar matematika apabila yang bersangkutan sudah memperoleh nilai minimal 75. Sedangkan sebuah kelas dinyatakan tuntas secara klasikal apabila siswa yang tuntas dikelas itu mencapai sekurang – kurangnya 85%.
F. Materi Statistika
Statistika merupakan salah satu materi pada pelajaran Matematika kelas X semester 1. Dalam penelitian Standar Kompetensi yang terkait dengan materi statistika adalah Memahami dan menggunakan sifat-sifat data dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan kompetensi yang terkait adalah organisasi data, penyajian data dan tendensi sentral.
Indikator yang akan dicapai adalah:
1. menjelaskan peranan atau kegunaan statistika dalam kehidupan sehari-hari
2. menjelaskan pengertian statistik dan statistika
3. menjelaskan pengertian variabel dan data
4. membedakan jenis data
5. penyajian data
KESIMPULAN
Pembelajaran Metode pembelajaran Kooperatif Tutorial Teman Sebaya Berbasis Kontekstual dapat membantu siswa yang kurang pandai dalam menguasai materi tutorial, bertanggung jawab, atau diskusi. Diharapkan siswa dapat lebih mudah menangkap dan memahami konsep Statistika. Sehingga siswa yang tuntas belajar lebih banyak. Dengan demikian dapat memahami apabila Metode pembelajaran Kooperatif Tutorial Teman Sebaya Berbasis Kontekstual dapat meningkatkan kualitas belajar siswa pada Statistika.
DAFTAR PUSTAKA
Abiyasa, Bagawan. 2013.
Pembelajaran Tutor Sebaya. (Online).
Diakses pada tanggal 11 Desember
2014.
Khoirul, Lora. 2011. Contoh PTK Matematika. (Online).
(https://www.google.com+matematikacontoh+ptk+matematika+sma
). Diakses pada
tanggal 11 Desember 2014
Perdana,
Andrean. 2013. Pengertian Belajar
Mengajar. (Online).
Diakses pada
tanggal 11 Desember 2014.
artikel sangat bagus dan bermanfaat untuk saya..
BalasHapusditunggu post selanjutnya,, :)
mksh pak, iya ditunggu saja ya. Semoga bermanfaat ;)
Hapus